ASI Eksklusif untuk Meningkatkan Imun si Kecil

Taukah Ibu? ASI merupakan salah satu anugerah yang diberikah Tuhan untuk meningkatkan daya tahan tubuh si Kecil. Bayi yang mendapat ASI saat lahir diketahui memiliki risiko lebih rendah untuk masuk rumah sakit dibanding bayi yang tidak mendapat ASI. Hal ini dikarenakan ASI dapat melindungi si Kecil sesaat setelah ia lahir.

ASI pertama yang keluar berwarna kekuningan. Terkadang ada Ibu yang membuang ASI tersebut karena warnanya kuningdan menanggap ASI tersebut kurang baik. Padahal, ASI pertama yang keluar tersebut merupakan kolostrum atau yang mengandung antibodi untuk memperkuat daya tahan tubuh si Kecil dalam melawan infeksi. Antibodi ini sangat penting agar daya tahan tubuh si Kecil dapat bekerja sempurna.

Di dalam ASI terdapat banyak sel, terutama pada minggu-minggu pertama menyusui. Kolostrum dan ASI pertama mengandung 1-3 juta sel darah putih (leukosit) per ml. Pada ASI matur, yaitu ASI setelah 2-3 bulan menyusui, jumlah sel ini menurun menjadi 1000 sel per ml yang terdiri dari monosit/makrofag (59-63%), sel neutrofil (18-23%), dan sel limfosit (7-13%) ASI juga mengandung faktor pelindung (protektif) yang larut dalam ASI seperti enzim lisozim, laktoferin (sebagai pengikat zat besi), sitokin (zat yang dihasilkan oleh sel kekebalan untuk mempengaruhi fungsi sel lain), dan protein yang dapat mengikat vitamin B12, faktor bifidus, enzim-enzim, dan antioksidan.

Mengingat banyaknya sel yang dapat meningkatkan imun si Kecil, Ibu harus semangat dalam memberikan ASI ekslusif. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama hidup Si Kecil. ASI adalah satu-satunya sumber makanan yang bisa dikonsumsi oleh si Kecil. Selanjutnya, si Kecil dapat diberikan makanan pendamping sambil tetap diberikan ASI hingga ia berusia 2 tahun.

Bagaimana jika ada pasien bayi di rumah sakit dan dirawat terpisah dari Sang Ibu?

Jangan cemas Ibu, ibu harus tetap semangat dalam memompa ASI. Ibu dapat tetap memompa ASI tiap 3 jam agar ASI tetap dapat berproduksi dengan baik. Semakin sering Ibu memompa ASI maka produksi ASI yang keluar juga semakin banyak.

Ibu dapat memompa ASI dan menaruh ASI di botol atau kantong ASI. Kualitas ASI akan tetap sama, baik yang disimpan dalam lemari es maupun ASI yang diberikan secara langsung pada bayi, asalkan penyimpanannya benar serta sesuai dengan standar penyimpanan yang telah disarankan.

Bagaimana cara penyimpanan ASI yang tepat?

  • Untuk penyimpanan pada suhu kamar, ASI yang sudah dipompa dan ditempatkan dalam wadah akan bertahan selama kurang lebih 8 jam.
  • ASI perah tahan hingga 24 jam saat disimpan dalam boks pendingin yang ditambahkan dengan kantung es (ice pack)
  • ASI perah tahan sampai 5 hari, ketika ditaruh pada kulkas bagian lemari pendingin dengan suhu minimal 4°C
  • ASI perah tahan hingga 6 bulan pada freezer dengan suhu 18°C dibawah titik beku 0°C (-18°C). Suhu yang dingin dapat menigkatkan fungsi anti mikroba pada ASI serta menghambat aktivitas pertumbuhan mikroba yang merusak ASI.

Begitu mudah penyimpanan ASI yang sudah diperah kan Bu? Tetap semangat dalam MengASIhi. Semoga si Kecil sehat selalu.

Oleh: Yulies Saptaningsih, S.Kep, Ns

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *